Selasa, 05 April 2011

The Rebel Dark Laughter

Ya, sayangku. Aku telah melakukan kejahatan, sebuah kejahatan yang akan membuatmu ngeri. Aku mengaku padamu dengan semua sinisme yang merupakan ciri khasku, sinisme yang para kanibal nyatakan sebagai karakteristik para penjahat.

Dengar! Malam lainnya aku masih bertugas. Duduk di sebuah kursi, melamun memandangi dinding barak, yang dengan janggalnya disinari lampu redup. Aku memikirkanmu. Aku menatap kenangan air yang biru kehijauan dan mendesah dalam lamunan. Aku mengambil fotomu dari dompetku dan mulai memandanginya, bercerita padamu tentang semua hal yang menyenangkan dalam pikiran dengan kedua mataku. Aku memanggilmu saat itu, dan pasti, bila kau datang, kejahatan itu tidak akan terjadi. Tapi, engkau tidak datang. Aku menyudahi perenungan ini, mendengar suara dengkur pecah dari barak, irama jejak kaki orang yang berpatroli di jalan, dan semua ini seperti percikan es di air yang menggenang. Aku menyalakan rokok dan tiba-tiba, tanpa alasan, aku merasakan kebencian yang hebat, kebencian yang kejam, kepadamu.

Rangkaian keburukan, pikiran permusuhan mengikuti ledakan yang sebenarnya. Aku merokok dengan gugupnya, tanpa ampun aku hancurkan semua bangunan menyenangkan dalam mimpi kita. Ugh! pondok yang bersih! Seorang istri mungil yang setia menunggumu di sore hari! Betapa membosankan, betapa borjuisnya! Lalu, setia! Betapa menyenangkannya kata itu! Siapa yang akan setia hari-hari seperti ini ? Seseorang yang tau bahwa para suster itu salah. Mereka mengatakan kecemburuan itu pantas, tetapi ketika dia hampir menjatuhkan dirinya di kakiku, menangis, memohon dengan sangat padaku untuk mempercayainya.. dan sampai akhirnya dia menyebutkan nama-nama itu.

Meski demikian, dengan bodohnya aku akan mengusirnya, dan berkata, ” Jangan memainkan Lydia Borelli denganku!”

Lalu, fashion!! Selalu menceritakan itu padaku, menceritakan padaku tentang topi, tutup kepala, pita… kebosanan macam apa itu. Itu sudah jelas tanda yang akan selalu berubah-ubah. Apakah dia akan tetap mencintaiku pada akhirnya ? Dapatkan seseorang dengan yakin mengatakan wanita pernah mencintai? Mungkin itu lebih kepada sebuah ambisi, supaya bisa bercerita pada temannya : ” Kamu tahu orang ini dan itu, yang terkenal, dan lainnya.”–” Ya, dan…?”–” Dia mencintaiku!”

Fenomena umum yang terjadi di antara wanita. Tidakkah aku melihatnya beberapa kali? Lalu, kasih sayang yang berlebihan, kekaguman yang mengelilingiku, mungkin semuanya itu hanyalah sandiwara. Bayangkan dia bertanya padaku apakah aku menginginkan dia mati! Lelucon macam apa itu! Apakah dia mengira aku begitu lemah hati hingga aku terharu dengan kata-kata melodramatisnya?

Api rokok membakar jariku, aku membuangnya dengan marah dan beranjak pergi.

Ya, ya.. tanpa keraguan lagi, akan lebih baik untuk mengakhirinya, untuk hidup sendiri tanpa perempuan di bawah kakiku… Bebas, bebas, Aku bosan pikiranku diperbudak.

Aku menyalakan korek dan membakar foto itu. Lalu, aku melihatnya perlahan mulai habis dan menjadi abu. Aku menginjaknya dan tertawa. Tertawa terbahak-bahak.

Barak-barak mendengkur. Seseorang berteriak dalam mimpinya: ” Hei, penjaga, mana minumanku?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar