Selasa, 05 April 2011

Berbahayanya Ideologi Kiri

Karena kebutuhan mereka untuk memberontak dan keanggotaan dalam sebuah gerakan, kaum Kiri atau orang-orang yang memiliki tipe psikologis yang mirip seringkali tak tertarik pada sebuah gerakan pemberontakan atau pada para aktifis yang memiliki tujuan-tujuan dan syarat keanggotaan yang tak dapat dikategorikan Kiri. Hasil dari perilaku tipe-tipe Kiri ini yaitu bahwa mereka dapat dengan mudah menggeser gerakan non-Kiri menjadi gerakan Kiri, sehingga tujuan-tujuan kaum Kiri tersebut akan mengganti atau mendistorsikan tujuan-tujuan gerakan tersebut.Untuk menghindari hal ini, sebuah gerakan yang memuliakan alam dan menentang teknologi harus memiliki sikap anti-Kiri dan menghindari kolaborasi apapun dengan para kaum Kiri. Ideologi Kiri dalam jangka panjangnya bersikap tak konsisten dengan alam liar, dengan kebebasan manusia dan dengan pengeliminiran teknologi modern. Ideologi Kiri adalah kolektifis; ia berusaha mempersatukan seluruh dunia (baik alam maupun ras manusia) ke dalam satu kesatuan yang menyeluruh. Tetapi hal ini akan berdampak pada pengaturan alam dan hidup manusia oleh masyarakat yang terorganisir, dan hal tersebut membutuhkan teknologi maju. Engkau tak akan dapat memiliki sebuah dunia yang bersatu tanpa adanya transportasi dan komunikasi yang gencar, engkau tak dapat membuat semua orang saling mencintai tanpa adanya teknik-teknik psikologis yang mapan, engkau tak akan dapat memiliki sebuah “masyarakat yang terencana” tanpa mendasarinya dengan teknologi. Dalam kesimpulannya, ideologi Kiri digerakkan oleh kebutuhan akan kekuasaan, dan kaum Kiri mengupayakan kekuasaan dalam basis kolektif, melalui pengidentifikasian dengan sebuah gerakan massa atau sebuah organisasi. Ideologi Kiri biasanya tak akan menentang teknologi, karena teknologi adalah sebuah sumber daya yang sangat berguna bagi pendukung kekuasaan kolektif.

Seorang anarkis juga mengupayakan kekuasaan, tetapi ia mengupayakannya dalam basis individual atau kelompok kecil; ia ingin agar para individual dan kelompok-kelompok kecil mampu mengontrol keadaan hidup mereka sendiri. Ia menentang teknologi karena hal tersebut membuat kelompok-kelompok kecil jadi sangat tergantung pada organisasi besar.

Beberapa dari kaum Kiri mungkin akan menentang teknologi, tetapi mereka akan menentangnya sepanjang mereka tidak menjadi bagian di dalamnya dan sistem teknologi tidak berada di bawah kontrol kaum Kiri. Apabila ideologi Kiri menjadi dominan di tengah masyarakat, maka sistem teknologi akan menjadi sebuah alat di tangan kaum Kiri, mereka akan menggunakannya dengan antusias dan mempromosikan pertumbuhannya. Dalam melakukannya mereka akan mengulangi kembali alur yang dilakukan oleh kaum Kiri sebelumnya. Saat Bolshevik di Russia masih berada di luar masyarakat, mereka luar biasa menentang badan sensor dan polisi rahasia, mereka menyokong hak-hak kaum etnis minoritas untuk menentukan nasibnya sendiri, dan demikian seterusnya; tetapi begitu mereka mendapatkan kekuasaan bagi diri mereka sendiri, mereka menerapkan penyensoran yang lebih ketat dan menciptakan sebuah badan polisi rahasia yang lebih tak punya rasa kasihan dibandingkan dengan yang pernah eksis di bawah kekuasaan Tsar, dan mereka juga mulai menindas kaum etnis minoritas kurang lebih sama seperti yang dilakukan oleh Tsar. Di Amerika Serikat, beberapa dekade ke belakang saat kaum Kiri menjadi minoritas di universitas-universitas kita, para profesor Kiri adalah pendukung yang luar biasa atas kebebasan akademik, tetapi dewasa ini, di universitas-universitas di mana kaum Kiri menjadi dominan, mereka memperlihatkan bagaimana diri mereka siap mengambil kebebasan akademik dari setiap orang. (di sana hal ini dikenal sebagai “political-correct”). Hal yang sama akan terjadi dalam konteks kaum Kiri dan teknologi: mereka akan menggunakannya untuk menindas siapapun apabila mereka berhasil mendapatkan kontrol atasnya.

Dalam revolusi-revolusi sebelumnya, kaum Kiri dari tipe yang paling haus kekuasaan, secara berulang, adalah yang pertama melakukan kompromi dengan para revolusioner non-Kiri, sebagaimana dengan kaum Kiri yang memiliki kecenderungan lebih libertarian, dan selanjutnya mengkhianati diri mereka sendiri demi mendapatkan kekuasaan bagi mereka sendiri. Robespierre melakukan hal ini dalam Revolusi Perancis, para Bolshevik melakukannya dalam Revolusi Russia, para komunis melakukannya di Spanyol tahun 1938 dan Castro bersama para pengikutnya melakukannya di Kuba. Merunut pada sejarah ideologi Kiri, akan sangat tolol bagi para revolusioner non-Kiri dewasa ini untuk berkolaborasi dengan kaum Kiri.

Beberapa pemikir telah menunjukkan bahwa ideologi Kiri adalah sejenis agama. Ideologi Kiri memang bukan agama dalam artian baku karena doktrin kaum Kiri tersebut tidaklah berupa hasil dari eksistensi hal-hal supranatural. Tetapi bagi kaum Kiri, ideologi Kiri memainkan sebuah peran psikologis jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang dimainkan oleh agama pada para pengikutnya. Kaum Kiri PERLU meyakini ideologi Kiri; hal tersebut memainkan sebuah peranan yang sangat penting dalam ekonomi psikologisnya. Keyakinannya tak akan mudah termodifikasi oleh logika ataupun fakta. Ia memiliki sebuah pendirian yang mendalam bahwa ideologi Kiri secara moral adalah sesuatu yang Benar dengan B huruf besar, dan ia bukan saja merasa memiliki hak, melainkan juga kewajiban untuk menerapkan moralitas Kiri tersebut pada setiap orang. (Tetapi bagaimanapun juga, banyak orang yang kami golongkan sebagai “kaum Kiri” tidak merasa diri mereka Kiri dan tak akan mendeskripsikan sistem yang mereka yakini sebagai ideologi Kiri. Kami menggunakan terminologi “ideologi Kiri” karena kami tidak tahu apa kata yang lebih tepat untuk menggambarkan berbagai keyakinan yang saling berhubungan tersebut, termasuk di dalamnya kaum feminis, pendukung hak bagi kaum homoseks, kaum political-correct, dsb., juga gerakan-gerakannya, dan juga karena gerakan-gerakan tersebut memiliki kaitan yang kuat dengan ideologi Kiri lama).

Ideologi Kiri adalah kekuasaan totaliter. Di manapun juga ideologi Kiri berkuasa, ia cenderung akan menginvasi setiap sudut privat dan memaksakan setiap pikiran ke dalam sebuah cetakan Kiri. Di satu sisi hal ini terjadi karena karakter agama palsu dalam ideologi Kiri; setiap hal yang berbeda dengan keyakinan kaum Kiri adalah sesuatu yang dianggap sebagai Dosa. Lebih pentingnya lagi, ideologi Kiri adalah sebuah kekuasaan totaliter karena dorongan-dorongan kaum Kiri atas kekuasaan. Seorang Kiri berusaha memenuhi kebutuhannya akan kekuasaan melalui pengidentifikasiannya dengan sebuah gerakan sosial dan mereka berusaha untuk melalui proses penguasaannya dengan menolong gerakan di mana ia terlibat untuk meraih dan mendapatkan tujuan-tujuannya. Tetapi tak peduli seberapa jauh gerakan tersebut melangkah dalam meraih tujuan-tujuannya, seorang Kiri tak akan pernah terpuaskan, karena aktifismenya adalah aktifitas sampingan. Dengan demikian, motif sesungguhnya seorang Kiri bukanlah tujuan-tujuan ideologi Kiri yang baginya adalah kepalsuan; kenyataannya ia lebih termotifasi oleh sensasi kekuasaan yang ia dapatkan dalam perjuangan dan saat meraih sebuah tujuan sosial. Konsekuensinya, seorang Kiri tak akan pernah terpuaskan dengan tujuan-tujuan yang telah tercapai; kebutuhannya akan proses penguasaan mengarahkan dirinya untuk selalu mencapai tujuan-tujuan baru. Seorang Kiri mengingnkan kesempatan yang sama bagi kaum minoritas. Saat hal ini tercapai ia menuntut agar kaum minoritas juga meraih pencapaian yang secara statistik sama. Dan selama setiap orang di sudut pikirannya memiliki sebuah pandangan negatif terhadap beberapa minoritas, seorang Kiri akan berusaha melakukan pendidikan atasnya. Dan kaum etnis minoritas saja tidak cukup; tak seorangpun akan diijinkan untuk memiliki pandangan negatif terhadap homoseksual, orang cacat, orang gemuk, orang tua, orang jelek, dan lain-lainnya. Sekedar memberi informasi pada publik tentang bahayanya merokok; sebuah peringatan juga akan ditempelkan di setiap kemasan rokok. Maka iklan rokok akan dibatasi apabila tidak dilarang sama sekali. Para aktifis tak akan pernah merasa puas sampai seluruh tembakau dianggap barang terlarang, dan bahkan setelahnya alkohol, kemudian makanan cepat saji, dsb. Para aktifis telah memerangi tindak kekerasan terhadap anak, yang tentu memiliki alasan kuat. Tetapi kini mereka tak ingin menghentikan semua bentuk pemukulan. Saat mereka berhasil melakukannya, mereka akan mulai melarang hal lain yang mereka anggap berkaitan, kemudian hal lain lagi dan lainnya lagi. Mereka tak akan pernah terpuaskan hingga mereka memiliki kontrol penuh atas segala macam praktek membesarkan anak. Dan kemudian mereka akan terus bergerak pada hal lain.

Anggap engkau meminta kaum Kiri untuk membuat daftar SEMUA hal yang salah dengan masyarakat, maka anggap engkau telah membuat SEMUA perubahan sosial yang mereka tuntut. Bisa dikatakan bahwa dalam waktu beberapa tahun mayoritas dari mereka akan menemukan sebuah hal baru untuk dikeluhkan, beberapa “kejahatan” sosial untuk dibetulkan karena, sekali lagi, seorang Kiri tidak begitu termotifasi oleh tekanan akibat penyakit-penyakit sosial, melainkan oleh kebutuhan pemuasan dorongan kekuasaannya yang dilakukan dengan cara mengajukan berbagai solusi bagi masyarakat.

Karena beberapa aturan telah ditempatkan dalam pikiran dan kebiasaan mereka melalui sosialisasi tingkat tinggi mereka, banyak kaum Kiri dari tipe yang telah tersosialisasi secara berlebihan, tak dapat meraih kekuasaan sebagaimana yang dilakukan oleh orang lainnya. Bagi mereka, dorongan atas kekuasaan hanya memiliki satu penyaluran yang dapat diterima secara moral, dan hal tersebut yaitu perjuangan untuk menerapkan moralitas mereka pada setiap orang.

Kaum Kiri, khususnya mereka dari tipe yang telah tersosialisasi secara berlebihan, adalah True Believers (mereka yang benar-benar yakin—Ed.) seperti artian dalam buku Eric Hoffer, “The True Believers”. Tetapi tidak semua True Believer memiliki tipe psikologis yang sama dengan kaum Kiri. Ambil contoh seorang Nazi yang berkeyakinan penuh, jelas ia secara psikologis sangat berbeda dengan seorang Kiri yang berkeyakinan penuh. Karena kapasitas mereka untuk merengkuh sebuah tujuan secara sepihak, para True Believer menjadi unsur yang sangat berguna, bahkan mungkin sangat penting, bagi sebuah gerakan revolusioner. Hal ini menghadirkan sebuah masalah yang mana kami harus nyatakan bahwa kami tak tahu bagaimana cara berurusan dengan hal tersebut. Kami tidak yakin bagaimana memanfaatkan energi-energi yang dimiliki para True Believer tersebut dalam sebuah revolusi melawan teknologi. Saat ini kami hanya dapat berkata bahwa tak ada True Believer yang akan mampu direkrut ke dalam revolusi kecuali komitmen utamanya secara ekslusif adalah penghancuran teknologi. Apabila ia juga berkomitmen pada ideal-ideal lain, ia mungkin akan menggunakan teknologi sebagai alat pencapai ideal lainnya tersebut.

Beberapa pembaca mungkin akan berkata, “Tulisan mengenai ideologi Kiri ini adalah sampah. Aku tahu John dan Jane yang termasuk ke dalam tipe Kiri dan mereka tidak memiliki seluruh kecenderungan totalitarian tersebut.” Memang benar apabila banyak kaum Kiri, bahkan mungkin sejumlah besarnya, adalah merupakan orang-orang yang jujur yang benar-benar percaya dalam mentoleransi nilai-nilai orang lain (dalam beberapa poin) dan tak akan menggunakan metoda-metoda diktatorial dalam meraih tujuan resmi mereka. Kata-kata kami mengenai ideologi Kiri tidak berarti lantas dapat diterapkan pada setiap individual seorang Kiri melainkan untuk mendeskripsikan karakter umum ideologi Kiri sebagai sebuah gerakan. Dan karekter umum atas sebuah gerakan tidak selalu berarti ditentukan oleh sejumlah proporsi dari berbagai jenis orang yang terlibat dalam gerakan tersebut.

Orang-orang yang bangkit meraih berbagai posisi kekuasaan dalam gerakan-gerakan Kiri cenderung menjadi orang-orang Kiri dari tipe-tipe yang paling haus kekuasaan karena orang yang haus akan kekuasaan adalah mereka yang berjuang paling keras untuk mendapatkan berbagai posisi kekuasaan. Sekali saja tipe-tipe yang haus kekuasaan tersebut mendapatkan kontrol atas gerakan, akan banyak kaum Kiri yang terlahir dengan lebih baik yang terang-terangan tidak menyetujui banyak aksi yang dilakukan oleh para pemimpinnya, tetapi tak dapat menghadirkan diri mereka sebagai lawan bagi para pemimpin tersebut. Mereka MEMBUTUHKAN kepercayaan mereka atas gerakan, dan karena mereka tak dapat meninggalkan kepercayaannya maka mereka akan terus berjalan bersama para pemimpin mereka tersebut. Memang benar bahwa BEBERAPA orang Kiri memiliki keberanian untuk melawan kecenderungan-kecenderungan totalitarian yang muncul, tetapi umumnya mereka kalah, karena tipe-tipe yang haus kekuasaan terorganisir dengan lebih baik, lebih tak memiliki rasa kasihan dan Machiavellian serta harus berhati-hati dalam membangun basis kekuasaan yang kuat bagi diri mereka sendiri.

Fenomena-fenomena tersebut tampak dengan jelas di Russia dan beberapa negara yang berhasil diambil alih oleh kaum Kiri. Kemiripannya, sebelum runtuhnya komunisme di Republik Uni Soviet, berbagai tipe kaum Kiri di Barat jarang mengkritisi negara tersebut. Apabila terdesak mereka akan menyatakan bahwa memang Republik Uni Soviet melakukan banyak kesalahan, tetapi mereka juga akan berusaha untuk menemukan berbagai alasan bagi para komunis tersebut dan mulai berbicara mengenai kesalahan-kesalahan di Barat. Mereka selalu menentang perlawanan militer Barat terhadap agresi komunis. Berbagai tipe kaum Kiri di seluruh dunia dengan luar biasa keras, memprotes aksi militer Amerika di Vietnam, tetapi saat Republik uni Soviet menginvasi Afghanistan mereka tak melakukan apapun. Bukan karena menyetujui aksi-aksi Uni Soviet tersebut; melainkan karena kepercayaan Kiri mereka, mereka sekedar tak berani memposisikan diri mereka untuk beroposisi dengan komunisme. Dewasa ini, di universitas-universitas di mana “political correct” menjadi dominan, mungkin akan banyak tipe kaum Kiri yang secara pribadi tidak menyetujui diberlakukannya penindasan atas kebebasan akademik, tetapi mereka tetap membiarkannya terus berjalan.

Dengan demikian fakta bahwa banyak individual-individual kaum Kiri yang secara personal tenang dan merupakan orang yang sangat toleran berarti akan menghindarkan ideologi Kiri yang secara keseluruhan memiliki kecenderungan totalitarian.

Diskusi kami mengenai ideologi Kiri memiliki sebuah kelemahan serius. Masih jauh dari jelas apa yang kami maksud dengan kata “orang Kiri”. Tak banyak yang dapat kami lakukan dalam hal ini. Dewasa ini ideologi Kiri telah terpecah ke dalam sebuah spektrum besar gerakan-gerakan aktifis. Memang tidak semua aktifis gerakan tersebut adalah orang Kiri, dan beberapa aktifis gerakan (environmentalis radikal misalnya) tampaknya merengkuh kedua kepribadian baik dari tipe Kiri maupun kepribadian dari tipe yang sama sekali tidak Kiri, yang sebaiknya dikenali dengan lebih baik dibandingkan harus berkolaborasi dengan para kaum Kiri. Berbagai macam kaum Kiri secara berangsur-angsur melenyap ke dalam berbagai macam kaum non-Kiri dan kami sendiri akan sering terpaksa untuk memutuskan apakah seorang individual yang ditunjuk adalah seorang Kiri atau bukan. Atas apa yang telah kami definisikan secara keseluruhannya, konsepsi kami mengenai ideologi Kiri didefinisikan melalui diskusi-diskusi mengenainya, yang telah kami paparkan dalam artikel ini, dan kami hanya dapat menyarankan para pembaca agar memutuskan sendiri siapa yang termasuk orang Kiri.

Tetapi akan sangat membantu apabila dibuat daftar beberapa kriteria dalam mendiagnosa ideologi Kiri. Kriteria-kriteria tersebut tak dapat diaplikasikan langsung begitu saja. Beberapa individual mungkin akan cocok dengan beberapa kriteria yang bukan Kiri, sementara beberapa orang Kiri mungkin akan sama sekali tak cocok dengan kriteria apapun. Lagi, engkau harus menentukan sendiri.

Seorang Kiri memiliki orientasi menuju kolektifisme skala besar. Ia menekankan kewajiban individual dalam melayani kepentingan masyarakat dan kewajiban masyarakat untuk mengurus individual tersebut. Ia memiliki pandangan negatif terhadap individualisme. Ia seringkali mengambil sebuah alasan yang bernada moralistik. Ia cenderung mendukung kontrol senjata, pendidikan seks dan beberapa metoda pendidikan “yang mencerahkan” secara psikologis, untuk merencanakan, untuk melakukan aksi yang telah disepakati bersama, untuk multikulturalisme. Ia cenderung mengidentifikasikan dirinya dengan para korban. Ia cenderung menentang kompetisi dan kekerasan, tetapi seringkali ia menemukan alasan-alasan atas beberapa orang Kiri yang melakukan kekerasan. Ia juga gemar menggunakan frasa-frasa yang umum digunakan kaum Kiri seperti “rasisme”, “seksisme”, “homofobia”, “kapitalisme”, “imperialisme”, “neokolonialisme”, “genosida”, “perubahan sosial”, “keadilan sosial”, “tanggung jawab sosial”. Mungkin cara mendiagnosa ciri pembawaan orang Kiri adalah dengan melihat kecenderungannya dalam bersimpati terhadap beberapa gerakan berikut: feminisme, hak-hak bagi kaum homoseksual, hak-hak bagi kelompok etnis, hak-hak bagi penyandang cacat, hak-hak binatang, political-correct. Setiap orang yang dengan sangat kuat bersimpati dengan SELURUH gerakan tersebut dapat dipastikan sebagai seorang Kiri.

Orang-orang Kiri yang lebih berbahaya yaitu mereka yang paling haus kekuasaan, yang seringkali berkarakter arogan atau yang memiliki pendekatan yang dogmatik terhadap ideologi. Bagaimanapun juga, orang-orang Kiri yang paling berbahaya di atas semuanya mungkin adalah tipe-tipe yang telah tersosialisasi paling banyak yang menghindari menunjukkan agresifitas yang berlebihan ataupun mengulang-ulang mengiklankan ideologi Kiri mereka, tetapi mereka bekerja diam-diam dan tak menonjol dalam mempromosikan nilai-nilai kolektifis, teknik-teknik psikologis “yang mencerahkan” dalam mensosialisasikan anak-anak, individual yang sangat tergantung pada sistem, dan begitu selanjutnya. Orang-orang Kiri yang memiliki agenda tersembunyi tersebut (crypto-leftist) dalam aksi-aksi praksis yang sejauh ini telah mereka lakukan, kurang lebih sama dengan beberapa tipe borjuis, tetapi berbeda dengan mereka dalam tataran psikologis, ideologi dan motivasi. Borjuis biasa berusaha untuk merangkul orang-orang ke bawah kontrol sistem dalam upayanya untuk melindungi gaya hidupnya, atau ia sekedar melakukannya dikarenakan perilakunya yang memang konvensional. Sementara orang-orang Kiri yang memiliki agenda tersembunyi tersebut berusaha untuk merangkul orang-orang ke bawah kontrol sistem karena ia adalah seorang True Believer dalam ideologi kolektifis. Seorang Kiri tipe ini berbeda dari orang-orang Kiri kebanyakan yang berasal dari tipe yang telah terlalu banyak tersosialisasi, dalam fakta bahwa impuls pemberontakannya lebih lemah dan ia juga jauh lebih tersosialisasikan lagi. Ia berbeda dengan seorang borjuis kebanyakan dalam fakta bahwa ada sebuah kekurangan yang mendalam dalam dirinya yang membuat dirinya merasa perlu untuk mendedikasikan dirinya pada sebuah nilai perjuangan dan membenamkan dirinya sendiri dalam sebuah kolektifitas. Dan mungkin dorongan kekuasaan dalam dirinya (yang telah tersublimasi) yang telah begitu membatu dibandingkan rata-rata kaum borjuis.

(tulisan ini adalah sebuah bab yang dicuplik dari Manifesto Unabomber, ditulis oleh FC dan Ted Kacyinzky)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar