Senin, 28 Maret 2011

Mempetisi hari!

9 mei 2009/sabtu

[Semestinya tulisan ini adalah report hasil pertemuan perdana Lingkar Taman pasca evaluasi mayday tahun ini. Tetapi pertemuannya gagal dan hasilnya pasti nihil!]




Apa yang membuatku yakin begitu saja bahwa pertemuan kota lingkar taman ini akan benar2 berlangsung? Entahlah. Padahal telah berulang kali janji pertemuan jejaring affinity kota makassar untuk membahas sesuatu, apapun itu, kebanykan berlalu begitu saja. Pfuah!! Langkah pertama menuju pete-pete saya telah merasa aroma tak beres sebentar lagi mulai tercium. Perayaan kemalasan pada mayday seminggu lalu di dominasi oleh punk meski ada juga terdapat banyak mahasiswa. Selanjutnya janjian untuk membuat jadwal pertemuan rutin antar kelompok yang tersebar di segala penjuru kota makassar, kesepakatannya seminggu sekali. Tiap sabtu pukul 4 sore di taman macan. Semua sepakat datang sendiri-sendiri tanpa perlu instruksi dan konfirmasi atau apapun. Pokoknya datang saja ke taman macan tiap sabtu sore demi mengatur rima kordinasi antar kelompok yang carut marut. Tak ada aturan tertentu yang mengharuskan semua yang terlibat untuk hadir secara rutin. Pula tak ada agenda pembahasan tertentu. Hanya janji ketemuan lantaran setelah ngobrol sana-sini setelah pesta mayday usai semua yang terlibat merasa mayday tahun ini tak memberi tiap-tiap individu sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang menghentak. Jauh lebih buruk dari mayday tahun lalu yang dirancang dalam bentuk karnaval. Katanya yang penyebab ketidakkerenan mayday tahun ini lantaran kordinasi antar kelompok yang sangat langka.

Deru knalpot pete-pete yang kutumpangi berpacu di antara kepulan debu yang begitu lihai memaksa kita mengerjapkan mata. Satu keunggulan naik pete-pete daripada motor roda dua di hari sesore yang belum terlampau serius menenggelamkan mentari. Tak pernah sekali pun saya menikmati perjalanan menyusuri kota Makassar jika menumpang pete-pete. Rasa kantuk lebih kuat mendera. Belum lagi tas serupa lemari yang menggelantung di pundak dengan laptop yang juga ikut numpang pada tas yang tak begitu lapang menampung semua barang, kantuk dan lelah betul-betul mengalahkanku. Eka butuh laptop yang notabene juga adalah kepunyaannya, meski kami berdua telah lama sepakat membangun hubungan personal yang sangat dekat tapi bukan berarti serta merta saya bebas begitu saja menggunakan barang miliknya. Telah hampir seminggu saya meminjamnya guna menyelesaikan proyek layout buku tahunan LPMP (dari YoeFals), harusnya saya tahu diri untuk mengembalikannya segera Sekarang ia sedang berada di benteng Somba Opu menjalankan tugas sebagai anggota badan pekerja kongres senat mahasiswa sastra. Harusnya saya juga berada di sana yang juga masih tercatat sebagai mahasiswa sastra semester enam, namun seperti biasa saya tak pernah suka menghadiri suatu pertemuan, rapat atau apapun yang terlampau serius dan bagiku lebih banyak membicarakan sesuatu yang tak begitu berguna; ad-art lah, tatib kongres, atau apapun itu. Tetapi Benteng bukanlah jarak yang sekelebat mata untuk ditempuh dari kampus, dan sama sekali tak ada jalur trayek pete-pete yang menuju ke sana. Mau tak mau apabila ia benar-benar membutuhkan laptop maka kami hanya bisa ketemu di taman kota. Mustahil saya ke sana.

Pukul 4 sekian menit pete-pete telah memasuki area Botlem(???) Saya pun terbangun dengan sendirinya. Butuh waktu sekitar 5 menit jarak tempuh jalan kaki untuk sampai ke taman macan dari depan hotel Singgasana tempatku mengakhiri menumpang pete-pete. Hari ini juga sedang berlangsung acara Makale Bersatu, gigs tahunan anak punk Tana Toraja. Katanya ada 20 band bawah tanah kota Makassar yang ikut pamer lagu di sana, bayangkan, ada 3 mobil bis yang datang menjemput mereka. Nah, peluang kegagalan pertemuan Lingkar Taman sore ini sangatlah besar. Bukankah orang-orang yang terlibat dalam lingkar jejaring ini didominasi oleh punk? Hal itu berarti tak akan ada yang datang ke pertemuan hari ini. Tapi saya juga terlanjur berjanji untuk hadir meski tanpa konfirmasi dengan siapa-siapa.

Akh, ketakutanku terbukti. Saat kakiku menjejak rumput taman yang terlihat dari kejauhan di bangku taman hanya ada Waly, Mady, Himas dan Ridho. Anjing!!! Saya tak perlu jauh-jauh datang kemari jika hanya 4 orang ini yang akan ketemuan, semuanya juga adalah partisipan IdeFix, bangsaaaatttt!!!!

Saya hanya minta teh botol salah satu dari mereka dan langsung menaruh tas pada ujung bangku besi taman kemudian berbaring dan memikirkan sesuatu yang entah.

Ponselku bergetar tanpa dering dengan irama tanda pengingat pesan. Sms dari Eka. Ia juga batal ke taman kota, katanya laptopnya batal dijemput. Sungguh hari yang melelahkan!

Adzan isya menggema. Kami berlima pun membubarkan diri. Saya dan Waly lebih dahulu beranjak cari tumpangan yang juga berarti harus berjalan kaki beberapa puluh meter menuju jalur trayek pete-pete kampus. Akh, kayaknya pundakku akan terasa pegal tengah malam nanti.

Tapi semua sepakat untuk datangg lagi sabtu depannya. Mudah-mudahan!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar